diskominfo@pamekasankab.go.id

Jl. Jokotole Gg IV No.01 Pamekasan, Jawa Timur.

Detail Berita

Bupati Pamekasan Hadiri Peringatan HAB ke 77, Menteri Agama : Jangan Ada Politisasi Agama

Rabu, 04 Januari 2023  349  

Pemkab Pamekasan- Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam hadir langsung dalam upacara hari amal bhakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) RI ke 77 di Lapangan Nagara Bhakti Mandhapa Aghung Ronggosukowati, selasa (3/1/2023) pagi.

Dalam upacara itu Kepala Kemenag Pamekasan, Mawardi mengenakan pakaian adat Papua, sementara Rektor IAIN Madura, Dr. Syaiful Hadi, M.Pd, menggunakan pakaian adat bangsawan Madura. Para pejabat di lingkungan dua instansi tersebut kompak memakai pakaian adat.

"Tahun baru bukan hanya penanda berakhirnya tahun kemarin, dan dimulainya kalender baru. Namun, bagi insan Kemenag RI, setiap pergantian tahun selalu memiliki makna khusus," kata Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam saat membacakan sambutan tertulis Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.

Dikatakan, pihaknya memiliki semangat khusus setiap awal tahun dengan adanya peringatan hari amal bhakti (HAB) yang jatuh pada tanggal 2 januari. Momentum itu mengajak untuk mengenal, meresapi dan memahami perubahan Departemen Agama menjadi Kementerian Agama dengan semangat mengabdi kepada agama, bangsa, dan negara sebagai fitrah kelahiran instansi tersebut.

"Pada peringatan HAB ke 77 ini, saya mengajak kepada seluruh aparatur sipil negara di Kementerian Agama untuk memperbaiki niat, pengabdian, dan pelayanan kepada ummat menjadikan peringatan ini sekaligus sebagai penanda sejarah panjang pengabdian Kementerian Agama dalam pengabdiannya kepada seluruh ummat beragama di Indonesia," tandasnya.

Dia menyampaikan, pihaknya pada tahun lalu memperingati HAB dengan semangat transformasi ummat, dari semangat itu saat ini memiliki dampak luar biasa, pelayanan yang lincah, dan digitalisasi yang canggih di internal Kementerian Agama. Hal itu akan terus dikembangkan, mulai pusat hingga daerah.

"Ini merupakan ikhtiar untuk meningkatkan kualitas mendekatkan seluruh layanan kepada masyarakat, lembaga pendidikan binaan Kementerian Agama terus berprestasi di level nasional atau bahkan internasional sebagai bukti bahwa kementerian agama telah berubah yang diakui oleh kementerian, lembaga, dan seluruh elemen masyarakat," ungkapnya.

Pada peringatan HAB tahun 2023, pihaknya memiliki tagline "Kerukunan ummat untuk Indonesia hebat", tugas berat ini tentu menunggu para ASN di lingkungan Kemenag. Mengingat, kerukunan sangat fluktuatif, dan dinamis. Sehingga kerukunan.akan menguji semua lapisan masyarakat untuk senantiasa dapat merawatnya secara baik dan benar.

"Lebih-lebih menjelang pemilu 2024, karena sejatinya kerukunan sebagai pra syarat pembangunan nasional, pembangunan membutuhkan stabilitas, stabilitas dapat terwujud apabila antar kita semua sebagai elemen bangsa, rukun, dan damai," tandasnya.

Pemilu berpotensi meretakkan kerukunan antar bangsa lantaran pilihan politik yang berbeda, adanya politisasi agama akan dilakukan untuk meraih efek elektoral, politisasi ibadah sebagai tempat kampanye, serta politik identitas. Adanya beberapa kemungkinan yang dapat meretakkan kebangsaan ini harus diantisasi sejak dini agar kesetiakawanan tersebut dapat terjaga dengan baik.

"Kita harus bisa belajar atas apa yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pesta demokrasi telah menjadi bagian dari pemecah belah yang semestinya demokrasi merekatkan semangat kecintaan kita kepada bangsa, dan negara," pesan dia.

Pihaknya bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat akan menjadi yang terdepan dalam menjaga kerukunan berbangsa dan bernegara tersebut, dengan cara membangun suasana rukun dan damai. Supaya, perjalanan dan tahapan pemilu dapat dinikmati sebagai pesta demokrasi mengganti pemimpin yang dipilih oleh rakyat.

"Untuk itu, semangat kerukunan ummat harus digelorakan oleh seluruh ASN di lingkungan Kementerian Agama. Saya minta tidak ada ASN Kemenag yang partisan, apalagi ikut melakukan provokasi di tengah keragaman pilihan ini. ASN Kemenag harus menjadi simpul kerukunan dan perbedaan, menjadi perekat kecintaan kepada bangsa dan negara," pungkasnya.