diskominfo@pamekasankab.go.id

Jl. Jokotole Gg IV No.01 Pamekasan, Jawa Timur.

Detail Berita

BUPATI PAMEKASAN : JANGAN PERNAH MAIN-MAIN DENGAN PENDIDIKAN

Sabtu, 29 Januari 2022  812  

Pemkab Pamekasan- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur di bawah kepemimpinan Bupati Baddrut Tamam terbukti sangat peduli terhadap kemajuan pendidikan.

Sejak Bupati Baddrut Tamam memimpin Pamekasan, banyak program pendidikan yang dilaksanakan untuk kemajuan daerahnya. Karena pendidikan dianggap pendukung terbesar maju tidaknya sebuah daerah di masa yang akan datang.

Salah satu program pendidikan yang terus digenjot bupati adalah beasiswa kedokteran khusus orang tidak mampu bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya. Kemudian, beasiswa santri dengan kategori santri tidak mampu, santri berprestasi, dan santri penghafal alqur an yang telah bekerja sama dengan puluhan pondok pesantren di 13 kecamatan.

Selain itu, ada program fasilitasi pendidikan kerja sama dengan sekolah kedinasan, dan fasilitasi untuk anak-anak muda Pamekasan yang ingin mengabdikan diri menjadi polisi kerja sama dengan Mapolda Jawa Timur.

Tidak hanya itu ada program kenaikan honor bagi guru sekolah dasar, dan percepatan sertifikasi guru tanpa pengutan, serta program lainnya yang muaranya untuk kemajuan pendidikan dan Pamekasan.

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyampaikan, seseorang yang mempunyai kebijakan di bidang pendidikan hendaknya serius dan berniat tulus untuk kemajuan bangsa dan negara. Mengingat, pendidikan menjadi penentu baiknya buruknya masa depan.

"Jangan pernah main-main dengan pendidikan, karena hitam putihnya bangsa kita dan Indonesia kita tergantung dari generasi yang akan datang. Kita jadi aparatur sipil negara karena berkat pendidikan," kata bupati saat pelantikan kepala sekolah beberapa waktu lalu.

Bupati yang akrab disapa Mas Tamam tersebut menambahkan, perwajahan Indonesia masa depan akan ditentukan oleh generasi yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), bahkan anak-anak yang sedang berada di bangku taman kanak-kanak.

Oleh karena itu, membentuk karakter peserta didik itu harus selaras dengan atmosfer sekolah, mulai tenaga pendidiknya dan lingkungan sekolah secara umum. Sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar bagi tenaga pendidik.

"Kalau siswa-siswi kita tidak diajari jujur, konsisten, memiliki cita-cita, obsesi hidup, bahagia, serta kita tidak ajari dengan sesuatu yang membangun kemajuan, bayangkan. Perwajahan Indonesia masa depan tergantung dari wajah anak-anak kita," tandasnya.

Bupati dengan sederet prestasi ini melanjutkan, tenaga pendidikan harus mampu menunjukkan komitmennya sebagai orang yang bisa digugu dan ditiru dengan menunjukkan akhlak serta karakter terpuji. Jangan sampai pendidikan menciptakan generasi yang tidak berbobot dalam segala hal.

Dia berharap, para kepala sekolah menjadi motor penggerak, serta memiliki tingkat kreatifitas dan inovasi yang tinggi. Mengingat kepala sekolah sebagai ikon yang senantiasa menjadi perhatian lingkungan sekolah dan masyarakat luar.

"Kalau komitmennya bagus, kalau moralitasnya baik, Indonesia akan maju. Tetapi kalau anak-anak mudanya hidup dalam situasi dan atmosfer yang kurang edukatif, transformatif, kurang sehat, maka memungkinkan akan menjadi generasi yang suka ngintrik, senang menyebarkan hoax dan seterusnya," pungkasnya.