diskominfo@pamekasankab.go.id

Jl. Jokotole Gg IV No.01 Pamekasan, Jawa Timur.

Detail Berita

Bupati Pamekasan Bagi-bagi Tips Lestarikan Bahasa Madura

Jumat, 24 Maret 2023  346  

Pemkab Pamekasan- Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam mengingatkan anak-anak muda agar tetap menjaga kekayaan lokal, bahasa, dan kebudayaan di tengah majunya revolusi teknologi.

Menurutnya, budaya sopan santun dalam bersosialisasi dengan sesama harus tetap terjaga dengan baik, bahasa Madura sebagai bahasa daerah menjadi pemikat persaudaraan antar sesama. Karena di zaman ini bahasa terkadang tidak lagi menjadi syarat dalam berkomunikasi lantaran kecanggilan teknologi.

"Di zaman ini, kadang-kadang bahasa bukan menjadi syarat utama dalam berkomunikasi dan bersosialisasi, tiba-tiba juga muncul bahasa-bahasa baru yang saya sendiri kadang tidak paham, misalnya besti, itu bahasa yang kadang merasa bukan anak muda lagi kalau tidak menggunakan bahasa itu, merasa anak di zaman ini ketika memakai bahasa itu," katanya, jum'at (24/3/2023).

Bupati dengan sederet prestasi ini menyampaikan, adanya bahasa baru itu terkadang membuat seseorang percaya diri untuk mengungkapkannya lantaran merasa menjadi bagian dari anak muda atau generasi milenial. Ironisnya, banyak orang menggunakan bahasa baru tersebut meskipun tidak mengetahui arti yang sebenarnya.

"Kita yang tidak menggunakan bahasa itu dianggap generasi kolonial, bukan milenial, saya sendiri tidak tahu besti itu apa, karena tidak tahu saya tidak pernah menggunakannya. Karena fungsi bahasa itu bertutur, berkomunikasi, dan bersosialisasi untuk saling memahami," tandasnya.

Bupati murah senyum ini menambahkan, indikator kecanggilan teknologi dalam mempengaruhi bahasa itu salah satunya adanya istilah COD (cash on delivery) dalam sebuah transaksi online. Istilah tersebut baru muncul belakangan ini, tetapi saat ini seakan menjadi ungkapan sehari-sehari walaupun tidak memahami arti sesungguhnya.

"Sebagian yang mempengaruhi distorsi bahasa itu adalah teknologi, COD, OTW, dan bahasa lain yang diciptakan oleh generasi baru ini yang kadang-kadang bapak-bapak yang umurnya 50 tahun ke atas banyak yang tidak paham," ungkapnya.

Dia menambahkan, kemajuan teknologi tidak hanya mempengaruhi bahasa daerah, tetapi juga dapat menghilangkan budaya lokal yang semestinya tetap dipertahankan. Hal itu disebabkan tidak adanya kepedulian anak muda dalam menjaga local wisdom tersebut.

"Revolusi teknologi memberikan sumbangsih hilangnya kecintaan anak muda terhadap bahasa ibu kita, bahasa yang lahir dari rasa, nilai, karsa yang melahirkan bahasa itu. Fungsi bahasa itu berkomunikasi dan transformasi ilmu pengetahuan," terangnya.

Dewan A'wan PWNU Jawa Timur ini berharap, anak-anak muda dapat menjaga bahasa daerah Madura dengan cara berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa tersebut. Sebab, banyak istilah dalam bahasa Madura sulit ditemukan dalam bahasa Indonesia, demikian juga sebaliknya.

"Kita kadang sulit mencari istilah bahasa Madura dalam bahasa Indonesia, juga kadang sulit istilah bahasa Indonesia dalam bahasa Maduranya apa. Anak-anak SMA sekarang banyak tidak paham yang begitu-begitu. Kalau ini kita tidak transformasikan menjadi bagian dari kultur, nilai yang kita miliki bisa hilang bahasa kita ini," pungkasnya.